Pada sore yang cerah di SDK Higetegera, anak-anak berkumpul dengan penuh semangat di dalam ruang kelas. Hari itu, 10 Maret 2025, anak-anak mengikuti kegiatan menulis huruf dengan arah dan bentuk yang benar. Sebuah bagian dari program Child Protection for Children at Elementary School in Maumere, Flores yang diselenggarakan oleh SANPUKAT dan KINDERMISSIONWERK-Jerman. Kegiatan yang difasilitasi oleh Agustina Hyasinta Demon ini dirancang untuk melatih keterampilan menulis anak-anak dan perlindungan anak dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Kegiatan dimulai dengan lagu “Satu Jari Kiri, Satu Jari Kanan” yang dinyanyikan bersama dalam lingkaran. Setelah itu, Ocha, salah satu peserta, memimpin doa pembuka, menciptakan suasana yang tenang dan siap untuk belajar. Tutor kemudian menjelaskan bahwa hari ini mereka akan belajar menulis huruf dengan benar melalui permainan tradisional yang dikenal sebagai tumbu-tumbu belanga. Tetapi sebelum memulai, mereka menyanyikan pantun rasa sayang-sayang e sambil menyebutkan huruf secara berurutan dengan contoh kata, seperti nama hewan, buah, dan orang. Semua anak tampak terlibat aktif dan antusias mengikuti kegiatan ini.
Setelah pemanasan, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok kecil yang terdiri dari empat orang, mencakup anak-anak dari kelas 3, 4, dan 5. Setiap kelompok bersiap untuk permainan tradisional tumbu-tumbu belanga, di mana mereka harus menulis kalimat yang dibacakan oleh tutor. Jika ada yang mengalami kesulitan dalam menulis, teman-teman dalam kelompok dapat membantu. Permainan berlangsung penuh semangat karena anak-anak berlomba-lomba menulis dengan cepat dan benar. Kalimat yang mereka tulis mencerminkan pesan penting tentang hak-hak anak, seperti “Anak berhak bermain dan belajar” serta “Anak berhak mendapatkan pendidikan.”

Setelah permainan selesai, tutor mengajak anak-anak untuk refleksi. Beberapa anak merasa tidak mengalami kesulitan, sementara anak lainnya mengakui bahwa mereka sempat mengalami kendala tetapi bisa mengatasinya dengan melihat tulisan temannya. Selanjutnya, beberapa anak diminta maju untuk mengisi post-test untuk mengukur sejauh mana pemahaman mereka terhadap huruf, kata, dan kalimat serta memastikan mereka memahami penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang benar. Beberapa anak masih mengalami kesalahan dalam penulisan tanda baca, tetapi tutor memberikan bimbingan dan dorongan agar mereka terus berlatih.
Angel, salah satu peserta, mengungkapkan kebahagiaannya karena dapat belajar sambil bermain, terutama dalam permainan tumbu-tumbu belanga yang mengasah keterampilan menulisnya. Tutor pun merasa puas dengan keterlibatan aktif anak-anak dan kemajuan yang mereka tunjukkan. “ Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat menulis huruf dengan arah dan bentuk yang benar serta menulis kalimat sesuai dengan yang dibacakan tutor melalui permainan tumbu-tumbu belanga”, ujar tutor Agustina Hyasinta Demon.
Keesokan harinya, 11 Maret 2025, kegiatan ke 2 dilanjutkan dengan tantangan baru, yakni duel kalimat. Anak-anak kembali berkumpul di ruang kelas SDK Higetegera, kali ini dalam suasana yang lebih kompetitif. Setelah menyanyikan lagu “Menggapai Bintang” dan doa yang dipimpin oleh Doni, tutor membagi anak-anak menjadi dua kelompok dan setiap peserta harus berlomba menuju arena duel untuk menuliskan kalimat yang dibacakan tutor. Bagi anak-anak kelas 3, kalimat dibacakan dua kali, sedangkan untuk kelas 4 dan 5, hanya satu kali. Namun, jika ada kesulitan, teman dalam kelompok diperbolehkan membisikkan kalimat yang benar.
Permainan berlangsung seru dan menegangkan. Setiap anak berusaha menulis dengan cepat dan tepat, tetapi beberapa masih mengalami kesulitan dalam menempatkan huruf kapital dengan benar. Beberapa anak juga masih menuliskan huruf besar di tengah kata tanpa alasan yang tepat. Meski demikian, semua anak tetap bersemangat dan saling membantu satu sama lain. Pada sesi pertama, kelompok Tika, Keysa Sogen, Duang, Angel, dan Villano keluar sebagai pemenang, sementara pada sesi kedua, kelompok Vania, Doni, Ora, Ketryn, dan Ranjes meraih kemenangan.
Setelah duel kalimat berakhir, tutor mengajak anak-anak untuk refleksi kembali. Ketryn mengaku merasa senang tetapi juga sedikit takut jika tidak bisa menulis dengan benar. Sementara itu, Duang berbagi pengalaman bahwa ia mengalami kesulitan karena hanya boleh mendengar kalimat satu kali, tetapi ia terbantu oleh dukungan teman-temannya. Kemudian, Tutor menekankan pentingnya terus berlatih menulis di rumah agar semakin mahir dalam menulis dengan arah dan bentuk yang benar. Tutor pun menegaskan bahwa melalui permainan ini, anak-anak tidak hanya belajar menulis, tetapi juga bekerja sama dan mendukung satu sama lain dalam proses pembelajaran.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan anak-anak dalam menulis huruf dan kalimat sederhana, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam menulis dengan benar. Maria Ketrina Mahing, salah satu peserta, berujar: “Saya sangat senang dan bahagia dengan kegiatan sore hari ini, karena saya bisa belajar menulis dengan cepat di papan tulis dan harus benar dan tepat.”. Dengan bimbingan yang terus menerus, diharapkan anak-anak semakin mahir dalam menulis dengan arah dan bentuk yang benar serta memahami pentingnya aturan dalam penulisan. (Storytelling: Romi Romario/ Foto dan Report: Agustina Hyasinta Demon)