SANPUKAT KEUSKUPAN MAUMERE
Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Blog
    • Humaniora
    • Renungan
    • Storytelling
  • Mitra
    • Kindermissionwerk
  • Galery
  • Disclaimer
  • About
Menu

KENIKMATAN PILIH KASIH

Posted on 1 Maret 20252 Maret 2025 by Sanpukatadmin

Sekolah adalah tempat memperoleh ilmu sehingga semua anak mesti mendapat perlakuan sama dari guru. Namun tempat ini menjadi sedikit diskriminatif ketika  seorang guru hanya menyayangi murid yang cemerlang dengan penuh kasih. Sementara di sudut lain, seorang anak yang disebut “nakal” mendapati dirinya hanya sebagai sosok yang harus dikendalikan. Inilah fenomena pilih kasih yang pernah ada di dunia persekolahan. Fenomena pilih kasih sejenak nampak sebagai kelemahan manusiawi seorang pendidik. Tetapi jika diamati lebih dalam, mungkin ada yang lebih struktural daripada sekadar kelemahan manusiawi.

Dari sudut pandang strukturalis Louis Althusser, fenomena ini menunjukkan bahwa sekolah bukan sekadar tempat belajar, melainkan sebuah Aparatus Ideologi. Sekolah adalah sistem simbolik yang secara halus membentuk siapa yang berhak mendapatkan perhatian dan siapa yang sebaiknya dikendalikan. Sistem simbolik menjadikan pilih kasih di sekolah bukan lagi sekadar ekspresi emosi seorang guru, melainkan juga efek dari suatu interpelasi ideologis yang mana murid berbakat dan pintar diundang untuk menjadi subjek yang patut dihargai. Sedangkan murid nakal dan kurang mampu diinterpelasi sebagai gangguan yang harus ditertibkan.

Murid yang nakal, malas mencatat, sering terlambat, atau banyak bicara di kelas akan mendapati dirinya terus-menerus diawasi, ditegur, atau diabaikan oleh guru. Suatu fenomena yang memberi kesan bahwa sistem tak benar-benar memberi ruang untuk memahami atau mengubah dirinya. Murid yang nakal  ibarat Josef dalam Novel karya Frans Kafka berjudul The Trial. Ia dituduh dan dihakimi tanpa pernah benar-benar diberi kesempatan untuk memahami kesalahannya. Ia menjadi bagian dari sistem yang irasional yang menganggapnya masalah sejak awal sebelum ia sempat membuktikan sesuatu.

Sistem yang irasional ini tak hanya bekerja melalui aturan, tetapi juga melalui kenikmatan. Žižek menyebutnya  jouis-sense, semacam kenikmatan terselubung dalam ideologi. Dalam fenomena pilih kasih antara murid yang pintar dan murid yang nakal, kenikmatan itu nampak lewat mekanisme ideologi yang diam-diam merapikan hierarki antara anak yang pintar (yang dikasihi) dan anak yang nakal (yang berulah). Pilih kasih yang diberikan kepada murid yang pintar dan berbakat adalah cara untuk mengukuhkan bahwa guru telah memilih subjek yang “layak” mendapatkan kasih dan penghargaan. Sedangkan murid yang nakal tetap diabaikan dan didisiplinkan. Rupanya ada kepuasan dalam tindakan itu karena di sana, otoritas guru ditegakkan dan hierarki ditegaskan. Paradoksnya, murid yang nakal kadang menikmatinya. Seorang anak yang kerap dihukum mungkin akan semakin berulah dan terus berulah karena sistem itu sendiri telah memberinya label sebagai anak yang nakal. Sistem telah lebih dulu membuat label anak pintar sebagai yang terbaik dan anak yang nakal sebagai gangguan.

Kendatipun demikian, ideologi ini punya titik batas sebagaimana halnya mimpi yang diilustrasikan Lacan. Dalam psikoanalisis Lacan, ada cerita tentang seorang ayah yang bermimpi melihat anaknya terbakar. Dalam mimpi, si anak memanggilnya: “Ayah, tidakkah kau lihat aku terbakar?”. Ayah itu terbangun, tapi justru di sanalah tragedi dimulai karena ternyata api itu benar-benar ada dan sedang membakar rumahnya. Inilah momen keterjagaan. Momen seperti ini juga dapat terjadi di sekolah ketika suatu kejadian membuat segalanya tak bisa lagi diabaikan seperti ketika seorang anak yang hamil di usia sekolah, kelompok pelajar yang terlibat dalam kekerasan, ataupun seorang siswa yang kehilangan masa depannya. Saat itu, orang akan sadar bahwa sistem ini memang sejak awal tak pernah memberi mereka kesempatan.

Karena itu, jika ingin mengubahnya, kita harus melakukan lebih dari sekadar meminta guru untuk lebih adil. Yang harus diubah bukan hanya sikap, tetapi struktur ideologis yang membuat kita, sejak awal, melihat anak-anak dengan kacamata hitam-putih seperti yang baik dan yang buruk, yang pintar dan yang nakal, yang layak dikasihi dan yang harus diredam. Akan tetapi, bisakah kita benar-benar terbangun dari mimpi ini? Atau, seperti ayah dalam cerita Lacan, kita baru sadar ketika api sudah terlanjur membakar segalanya?. (Romi Romario)

Category: Humaniora

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • 2025
  • 2024
  • 2023
  • 2022

BERAGAM INFORMASI SANPUKAT

PERLINDUNGAN ANAK BUKAN BASA-BASI. SANPUKAT MATANGKAN KAMPANYE PERLINDUNGAN ANAK 2025
BeritaKindermissionwerk

PERLINDUNGAN ANAK BUKAN BASA-BASI. SANPUKAT MATANGKAN KAMPANYE PERLINDUNGAN ANAK 2025

Maumere, Berita SANPUKAT — Sejumlah tutor dari Child protection program for children at elementary schools in Maumere, Flores / Indonesia ...
Baca Selanjutnya
4 Mei 2025 / Sanpukatadmin
Humaniora

PAUS FRANSISKUS SEBAGAI PERUMPAMAAN INJIL YANG HIDUP

Parabel Hidup Paus Fransiskus Wafatnya Paus Fransiskus menandai berakhirnya sebuah babak penting dalam sejarah Gereja ...
Baca Selanjutnya
22 April 2025 / Sanpukatadmin
BeritaKindermissionwerk

UBAH PERMAINAN SANPUKAT BERSAMA MITRA MISSEREOR DAN KINDERMISSIONWERK-JERMAN

Langit senja di Tambolaka pada Minggu 16 Maret 2025 menyambut kedatangan Tim SANPUKAT dengan udara ...
Baca Selanjutnya
27 Maret 2025 / Sanpukatadmin

IKUTI PERLINDUNGAN ANAK KINDERMISSIONWERK

PERLINDUNGAN ANAK BUKAN BASA-BASI. SANPUKAT MATANGKAN KAMPANYE PERLINDUNGAN ANAK 2025
BeritaKindermissionwerk

PERLINDUNGAN ANAK BUKAN BASA-BASI. SANPUKAT MATANGKAN KAMPANYE PERLINDUNGAN ANAK 2025

Maumere, Berita SANPUKAT — Sejumlah tutor dari Child protection program for children at elementary schools in Maumere, Flores / Indonesia ...
Baca Selanjutnya
4 Mei 2025 / Sanpukatadmin
BeritaKindermissionwerk

UBAH PERMAINAN SANPUKAT BERSAMA MITRA MISSEREOR DAN KINDERMISSIONWERK-JERMAN

Langit senja di Tambolaka pada Minggu 16 Maret 2025 menyambut kedatangan Tim SANPUKAT dengan udara ...
Baca Selanjutnya
27 Maret 2025 / Sanpukatadmin

RASA NYAMAN BERSAMA RENUNGAN SANPUKAT

Renungan

KERJA TANPA HENTI SEPERTI SYSYPHUS

Renungan Sabtu, 8 Februari 2024 BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 13:15-17.20-21, MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 23:1.3a.4b.5.6, BACAAN INJIL: ...
Baca Selanjutnya
Renungan

ANDALKAN ALLAH, BUKAN ANDALKAN HARTA BENDA

Renungan harian Kamis, 6 Februari 2024 Bacaan I – Ibr.12:18-19,21-24, Mzm. 48: 2-3a,3b-4,9,10,11 Bacaan Injil – Mrk. 6:7-13 “jangan membawa ...
Baca Selanjutnya
Renungan

GERASA ANTARA MEMILIH YESUS ATAU MEMILIH BABI-BABI

Senin, 03 Februari 2025Hari Biasa Pekan IV, Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani ...
Baca Selanjutnya

IKUTI GALERY SANPUKAT

TERIMA KASIH YANG TULUS KEPADA BPK. ANDREAS HUGO PARERA
Galery

TERIMA KASIH YANG TULUS KEPADA BPK. ANDREAS HUGO PARERA

Perjalanan panjang Yayasan Persekolahan Umat Katolik (SANPUKAT) dalam melanjutkan warisan misi pendidikan Katolik lewat sekolah-sekolah di bawah naungannya tidak hanya ...
Baca Selanjutnya
pelatihanhari ke V sanpukat dan smipa disada
Galery

GALERY PELATIHAN HARI KE V SANPUKAT BERSAMA DENGAN SMIPA DISADA

Pelatihan hari ke V Smipa Disada bersama guru dan tutor SANPUKAT berfokus pada presentasi modul literasi, Sabtu (16/12/2023) ...
Baca Selanjutnya
pelatihan hari keempat guru dan tutor SANPUKAT bersama SMIPA DISADA
Galery

GALERY PELATIHAN HARI KEEMPAT GURU DAN TUTOR SANPUKAT BERSAMA SMIPA DISADA

Guru dan tutor SANPUKAT mengikuti pelatihan hari keempat yang dibawakan oleh SMIPA DISADA (jumad, 15/12/2023) ...
Baca Selanjutnya
© 2025 sanpukatmaumere | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme