Senin, 03 Februari 2025
Hari Biasa Pekan IV, Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:32-40), Mzm 31:20.21.22.23.24,
Inilah Injil Suci menurut Markus (5:1-20)
Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.”
Di Gerasa, seorang pemuda yang kerasukan tinggal sendirian di pekuburan. Ia berteriak-teriak siang dan malam. Namun, tak ada yang bisa menjinakannya. Ia dirantai, tetapi rantai-rantai itu ia putuskan. ia bertahan dalam ruang antara hidup dan tidak sepenuhnya mati. Sepertinya dunia telah mengasingkannya secara sosial maupun spiritual. Ia menjadi seperti itu karena legion menguasainya. “Namaku Legion, karena kami banyak”, kata pemuda yang kerasukan itu, ketika Yesus bertanya kepadanya. Legion adalah kata yang mengingatkan pada pasukan Romawi, ribuan tentara yang menaklukkan, menduduki, dan menguasai. Tapi di Gerasa, legion menjadi simbol penguasaan, penaklukan dan penundukan si jahat terhadap manusia.
Penaklukan oleh si jahat itu masih berlangsung sampai saat ini. Legion ada, ketika manusia diperbudak, ditundukkan, dan dikuasai oleh ambisi dan kecenderungan duniawi. St. Thomas Aquinas menjelaskan bahwa ada empat kerasukan utama mengapa manusia lebih memilih dunia daripada Tuhan: Pertama, Kekayaan (divitiae) – Manusia mencari keamanan dalam harta benda, Kedua, Kesenangan (voluptas) – Manusia tergoda oleh kenikmatan tubuh (sex), Ketiga, Kekuasaan (potestas) – Manusia ingin mengontrol dan mendominasi, Keempat, Kehormatan (honor) – Manusia mendambakan pengakuan dan status sosial. Keempat hal tersebut bila dikejar secara berlebihan dan tanpa tahu batas membawa manusia ke pekuburan. Memang kita tidak dibawa ke pekuburan seperti pemuda Gerasa yang kerasukan legion, tetapi ada bagian dalam diri kita yang berubah menjadi kuburan batin, tempat dimana manusia menyembunyikan kesedihan dan dosa.
Karenanya setiap kuburan batin membutuhkan kehadiran Yesus seperti ketika Yesus hadir di Gerasa, daerah yang dianggap najis oleh orang Yahudi. Yesus datang ke Gerasa dan mengusir legion dari pemuda yang kerasukan. Legion pun berpindah ke 2.000 kawanan babi yang berhamburan ke dalam danau, lalu tenggelam. Demikian juga dalam hidup kita, ketika kita mengizinkan Kristus masuk ke dalam kuburan batin, Kristus akan membawa damai, kesembuhan, dan kehidupan yang baru bagi kita. Kita mesti ingat bahwa Yesus tidak hanya hadir di bagian yang rapi dan tertata, tetapi juga hadir di sudut hati kita yang gelap dan berantakan. Yesus tidak takut melihat kepedihan, kebiasaan buruk, atau beban yang menindih kita seperti Legion yang menguasai pemuda Gerasa. Bahkan Yesus mau membebaskan kita.

Tetapi apakah kita siap menerima pembebasan itu?. Kita bebas untuk memilih menjadi penduduk Gerasa yang menolak Yesus atau memilih menjadi pemuda Gerasa yang dibebaskan Yesus.
Penduduk Gerasa melihat dan tahu kuasa Yesus, tapi justru menolak-Nya. Bagi penduduk Gerasa, kehilangan 2000 babi lebih menakutkan dari pada bersukacita karena keselamatan yang dibawa Yesus. 2.000 babi lambang kekayaan mereka—tenggelam, dan mereka tidak bisa menerimanya. Nilai ekonomi lebih berharga daripada keselamatan yang diberikan Tuhan. Sungguh penduduk Gerasa menggambarkan kenyataan modern bahwa manusia lebih cenderung takut kehilangan harta dan uang daripada kehilangan Tuhan.
Berbeda dengan pemuda yang dibebaskan Yesus dari legion. Ia tidak lagi liar dan terasing, tetapi duduk dengan tenang dan memiliki hati yang diperbarui. Bahkan pemuda itu ingin ikut dengan Yesus setelah mengetahui keselamatan dan pembebasan dari Yesus. Tetapi Yesus menyuruhnya kembali, menjadi saksi di tempatnya sendiri. Tuhan tidak hanya menyembuhkan kita untuk diri kita sendiri, tetapi juga agar kita menjadi saksi bagi orang lain. Bahwa rahmat yang diterima harus diceritakan, bahwa iman tak sekadar dipeluk dalam sunyi, tetapi dihidupkan dalam percakapan, dalam keseharian, dalam kehadiran kita di tempat kita tinggal dan bekerja.
Ya, Gerasa, mungkin, ada di mana-mana. Karena itu, selalu ada pertanyaan yang sama: memilih Yesus atau memilih babi-babi?