Di jantung kota yang riuh, di antara deretan pertokoan dan jalan raya yang tak pernah sepi, berdiri SDK Maumere 1—sebuah sekolah dasar yang menjadi oasis bagi program perlindungan anak yang diselenggarakan SANPUKAT dan KINDERMISSIONWERK-Jerman. Di sekolah ini, Program perlindungan anak kembali dilanjutkan dengan membawa pembelajaran tematik bulan Februari yakni menanamkan literasi membaca sebagai benteng pertama bagi masa depan anak-anak. Dan Hari itu, 6 Februari 2025, sejumlah anak dengan mata berbinar melihat dunia melalui huruf, kata, dan cerita.
Agnes Ona Roja, seorang tutor yang penuh semangat, berdiri di depan kelas. “Hari ini, kita akan mengenal huruf dan bentuknya. Ayo kita mengenal huruf,” seru Agnes sambil mengangkat kartu alfabet besar . Anak-anak pun bersorak mengikuti kegiatan hingga selesai. Sebagian penuh percaya diri, sementara yang lain masih ragu-ragu. Di antara mereka, Yuvi, seorang bocah kecil dengan mata jernih, mengangkat tangannya, “Ibu, saya senang hari ini, tapi saya juga sedih karena saya belum terlalu bisa dalam membuat kata. tetapi dengan lagu mengenal huruf dan permainan tadi, saya akan mencoba belajar di rumah. Karena itu mudah sekali.” ujar Yuvi. Agnes pun tersenyum dan berkata, “Jangan khawatir, Yuvi. Semua orang pernah memulai dari nol. Awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan.’”
Seiring hari berganti, kelas-kelas berikutnya membawa mereka lebih jauh dalam perjalanan literasi. Pada 7 Februari, anak-anak mulai merangkai kata-kata sederhana. Leoni, salah satu murid, berkata dengan antusias, “Pelajaran hari ini menyenangkan! Saya siap membantu teman-teman yang belum bisa membaca!”. Memang di sinilah letak pendidikan. Bukankah pendidikan sejati adalah ketika seorang murid mulai mengajari yang lain?

Pendidikan itu kembali berlanjut pada 13 Februari, anak-anak menghadapi tantangan baru yakni membaca kata dan kalimat yang lebih kompleks. Disini, Tutor meminta anak-anak menuliskan kata sederhana di buku dan di papan tulis, lalu ia memeriksa setiap kata yang ditulis oleh anak dan membantu anak yang kesulitan. Setelah itu, masing-masing anak membaca kata yang ditulisnya, ada yang menulis dengan 2 suku kata, ada juga yang menulis dengan 3 suku kata. Seorang anak bernama Marsanda berujar, “Hari ini saya baru tahu kalau kata bisa terdiri dari suku kata yang berbeda!”. Ada kebanggaan dalam suaranya, seakan ia baru saja menemukan harta karun yang selama ini tersembunyi.
Tak berhenti di situ, 14 Februari membawa petualangan baru yakni lomba estafet membaca. Pertama-tama Tutor meminta anak-anak menulis kalimat kompleks, lalu membacanya didepan kelas. Jika anak yang membaca lancar maka di kasih kode dengan botol yang warna merah sedangkan yang belum lancar sama sekali di kasih kode dengan botol yang warna kuning, sementara yang lupa huruf di kasih kode dengan botol kuning dan merah. Setelahnya, anak-anak melanjutkan dengan petualangan kata. Masing-masing anak di beri satu kata, dan mereka membuat kalimat sendiri dari kata yang sudah di tentukan. “Jangan takut salah,” ujar Agnes. Hal ini membuat ruang kelas penuh dengan tawa dan sorakan.
Kegiatan berlanjut pada 18 Februari, anak-anak belajar memahami paragraf pendek dengan kegiatan utama yakni memahami inti cerita dari sebuah paragraf dan menceritakan kembali inti bacaan tersebut. Pada kegiatan ini, anak-anak dibagikan alat tulis berupa: buku gambar, buku tulis, pencil, penghapus. Kemudian, Tutor membagi anak-anak dalam 2 kelompok kecil dan membagikan 1 lembar cerita pendek. Anak-anak pun mulai berdiskusi dalam kelompok dengan cerita yang ada dan berbeda, lalu menceritakan kembali dengan bahasa sendiri. Adapun yang mengisahkan cerita tersebut dengan menggambar dan bermain peran. Hal ini sungguh berdampak pada anak-anak seperti yang dialami Jessica. “Saya biasanya malas untuk membaca, tetapi dengan mengikuti kegiatan ini, saya lebih rajin. Apalagi banyak permainan, dan belajar sambil menyanyi. Itu yang membuat saya suka, terimakasih”, ujar Jessica.

Lalu, di hari berikutnya 20 Februari, anak-anak melangkah lebih jauh yakni memahami kalimat sederhana. Dengan menggunakan gambar, anak-anak belajar membentuk kalimat sederhana. Hari itu, Tutor meminta anak-anak untuk menggambar apa saja, setelah itu masing-masing anak membuat kalimat dari gambar yang ada. “Saya senang menggambar dan menulis kalimat dari gambar saya,” kata Efra dengan mata bersinar penuh kebanggaan”. Selain itu, Tutor membuat permainan lompat kata, dimana tutor menuliskan kata di lantai dan meminta anak-anak untuk melompati kata-kata tersebut lalu membentuknya menjadi kalimat sederhana. “Hari ini kita melompati kata dan membuat kalimat,” kata Agnes dengan ceria. Dalam permainan ini, anak-anak cukup lama untuk berpikir membuat kalimat, tetapi pada akhirnya mereka pun bisa membuat kalimat dengan baik dan benar. Anak-anak tertawa, melompat di atas kata-kata yang tertulis di lantai, dan merangkai cerita mereka sendiri.
Puncaknya terjadi pada tanggal 21 dan 22 Februari, ketika anak-anak dibimbing untuk memahami paragraf pendek. Dalam kegiatan ini, anak-anak dibagi dalam ke dalam kelompok dan diberikan sebuah cerita pendek. lalu, anak-anak mulai berdiskusi dalam kelompok, membaca tiap-tiap paragraf, memahami isinya, kemudian memerankannya dalam sebuah drama mini yang mereka rangkai sendiri dengan semangat luar biasa. Riani, salah satu peserta, berujar, “Ibu, kegiatan ini seru sekali! Kami belajar memahami paragraf pendek dan bisa menceritakan kembali kisahnya dengan bermain peran”. Di sini kita belajar bahwa literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga memahami, merasakan, dan mengekspresikan.

Memang masih banyak halaman yang harus mereka baca, masih banyak kata yang harus mereka kenali. Tapi bulan ini, cahaya kecil literasi telah menyala di hati mereka. Dan seperti yang pernah dikatakan Paulo Freire, “Pendidikan tidak mengubah dunia. Pendidikan mengubah manusia, dan manusialah yang mengubah dunia.” Di SDK Maumere 1, perubahan itu telah dimulai. (Storytelling: Romi Romario/ Activity report dan foto: Agnes Ona Roja)
Editornya luar biasa merangkai kata demi keren👍👍
Teruslah bertumbuh dan berkembang anak2 hebat.Tuhan Memberkati 🤩😇