Maumere, Berita SANPUKAT – Yayasan Persekolahan Umat Katolik (SANPUKAT) kembali menggulir agenda transformasional yayasan dalam pertemuan internal di Aula Pusat pastoral Keuskupan Maumere (Puspas), Sabtu (23/03/2024)
Ketua SANPUKAT RD. Gabriel Mane menjelaskan bahwa pertemuan berfokus pada struktur akta Yayasan dan pemetaan sekolah.
“Dalam pertemuan ini kita akan melihat kembali draft struktur yayasan yang telah dibuat sebelumnya. Penambahan dan pengurangannya akan kita diskusikan bersama-sama. Selain itu, kita juga akan menyoroti pemetaan sekolah di bawah naungan SANPUKAT”, tutur RD. Gabriel Mane saat membuka pertemuan.
Agenda pertama mulai dengan menganalisis kembali draf struktur organisasi demi memastikan efektivitas dan efisiensinya. Dalam agenda ini, Sekretaris PUSPAS menyoroti fungsi pastor Paroki dalam struktur yayasan sebagai SANPUKAT terdekat.
“SANPUKAT melemah sejak pastor paroki mulai memisahkan diri dari sekolah. Dahulu SANPUKAT kuat karena kehadiran dari pastor paroki. Karena itu, kita mesti membuat pastor agar tidak hanya tahu bahwa mereka sebagai SANPUKAT terdekat, tetapi juga mesti bertindak. Karena itu struktur yayasan dan program SANPUKAT harus menunjukkan bahwa pastor paroki terlibat. Setiap kali rapat pengurus, mereka mesti dilibatkan supaya SANPUKAT mengetahui laporan dari mereka. Sebelum organ lapor ke pembina, pengurus harus pertemuan dengan mereka”, kata RD. Wlfrid dalam forum tersebut.
Sementara itu, salah satu pengawas sekolah menambahkan bahwa pastor paroki belum sepenuhnya memahami kinerja dan aktivtas riil yang mesti dibuatnya di sekolah-sekolah.
“Pastor paroki hanya tahu bahwa dia adalah perpanjangan SANPUKAT, tetapi dia tidak tahu hal riil yang mesti dibuat olehnya. Banyak kesempatan ketika kami mengunjungi Sekolah Dasar Katolik (SDK), warga sekolah menyampaikan bahwa kami adalah sekolah di bawah SANPUKAT, tapi kami kurang menyadari kehadiran SANPUKAT”, ujar Ibu Edel.
Forum lalu memasukkan pastor paroki dalam struktur yayasan supaya wewenangnya jelas. Lalu pertemuan memasukki agenda berikutnya yakni pemetaan sekolah-sekolah yang berpotensi dipertahankan SANPUKAT dan kerja sama dengan kongregasi.
Bapak Markus Minggus menanggapi hal ini dengan menekankan pemetaan sekolah berdasarkan jarak geografis antar sekolah yang dipertahankan dan sekolah yang berpotensi dinegerikan demi keberlanjutan sekolah-sekolah.
Sementara itu, Kepala Sekolah Seminari St. Maria Bunda Segala Bangsa memberikan pertimbangan terkait kekuatan posisi tawar dalam membangun kerja sama dengan kongregasi-kongregasi.
“Kita perlu memikirkan kekuatan pengelolaan, ketenagaan, dan posisi tawar kita sehingga langkah yang akan diambil benar-benar strategis dan relevan dengan kebutuhan SANPUKAT”, tutur RD. Raymond Minggu.
Lebih lanjut, Sekretaris PUSPAS menyoroti dimensi keuangan dalam transformasional SANPUKAT.
“Kalau sekolah dikurangkan, tetapi tanpa adanya dana finansial sama saja. Karena itu, Keuskupan mesti menyiapkan dana abadi untuk SANPUKAT. Misalnya dari dana solidaritas pendidikan, bisa didonasikan untuk menyokong pertumbuhan SANPUKAT. Sudah bertahun-tahun, orang mengeluh tentang SANPUKAT sehingga kebijakan keuskupan perlu mengarah pada bantuan finansial terhadap SANPUKAT. Hal itu akan lebih berdampak di tengah masyarakat. SANPUKAT kalau sampai memiliki dana abadi yang terkumpul sampai 5 miliar, SANPUKAT pasti kuat”.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris SANPUKAT Beny Bisa menyarankan pentingnya intervensi SANPUKAT terhadap keuangan di sekolah-sekolah sebagai langkah strategis dalam memajukan sekolah-sekolah
“Kalau dikatakan bahwa SANPUKAT tidak berbuat apa-apa juga sedikit keliru, karena sekolah bisa berjalan dan bisa dapat dana BOS bila ada yayasan yang menaunginya. Tapi kelemahan SANPUKAT yakni intervensi terhadap keuangan di sekolah. Karena praktisnya keuangan di sekolah-sekolah, SANPUKAT tidak pernah audit”, tuturnya.
Menanggapi sekretaris SANPUKAT, Bapak Markus Minggus menjelaskan sentralisasi keuangan dapat menjadi langkah transformasional bagi yayasan
“Pengelolaan keuangan di sekolah-sekolah sebaiknya dipusatkan ke Yayasan sehingga tidak terkesan yayasan tidak berbuat apa-apa”, ujarnya.
Pertemuan yang dipimpin oleh RD. Gabriel Mane ini dihadiri oleh calon pengawas dan pengurus Yayasan, sekretaris PUSPAS RD. Wilfrid, staff SANPUKAT, Pengurus politeknik Cristo Re RD. Felix, Ahli hukum Bapak Grave, dan beberapa pengawas sekolah. (Cr).