Maumere, Berita SANPUKAT – Finsensia Emifrida Edi selaku Tutor SANPUKAT untuk kegiatan KINDERMISSION mendorong peserta didik untuk melakukan diskusi kelompok tentang perbedaan orang dewasa dan anak-anak . Hal itu disampaikan Finsensia Emifrida Edi saat melangsungkan program perlindungan anak di SDK ILI, Kamis (12/01/2023) sore.
Finsensia Emifrida Edi kemudian menyatakan diskusi tentang perbedaan orang dewasa dan anak-anak telah membantu peserta program perlindungan anak KINDERMISSION untuk semakin memahami ciri-ciri fisik dan peran sosial anak-anak yang berbeda dengan ciri fisik dan peran sosial orang dewasa khususnya orang tua.
“Anak-anak yang terlibat dalam diskusi mengenai perbedaan orang dewasa dan anak-anak, pada akhirnya, memahami bahwa peran, kedudukan, dan karakteristik yang ada padanya tidak selalu sama dengan karakteristik dan peran orang dewasa karena ada peran-peran yang hanya dijalankan oleh orang dewasa dan ada peran-peran yang hanya dijalankan oleh anak-anak. Pengetahuan ini berguna dalam menumbuhkan sikap saling menghargai, saling mencintai, dan saling menghormati di antara anak-anak maupun di anatra anak-anak dengan orang tua , guru, ataupun orang-orang yang lebih umur”, ujar Finsensia Emifrida Edi.
Finsensia Emifrida Edi berharap melalui kegiatan ini, anak-anak mulai berani mengungkapkan pikiran atau pendapat tanpa harus menciptakan perselisihan.
“Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini yakni anak-anak dapat mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka dengan tetap menghormati orang yang lebih tua. Begitupun dalam menjalankan peran sosialnya, anak-anak tahu menempatkan diri dan lebih rajin belajar untuk masa depan yang lebih baik”, ujar Finsensia Emifrida Edi.
Dalam kesempatan yang sama, peserta didik SDK ILI Maria Adinda Gita Morata Koko dan Yohana Gita mengungkapkan dampak baik dari kegiatan ini yakni menumbuhkan mentalitas anak-anak untuk berekspresi.
“kegiatan ini sangat menyenangkan karena melatih mental kami untuk mengungkapkan pendapat tanpa paksaan”, ujar Gita Morata Koko.”Pengetahuan kami tentang perbedaan ciri fisik anak-anak dan orang dewasa pun semakin luas sehingga saya belajar untuk tidak lagi menyalahgunakan waktu masa kecil saya”, sambung Yohana Gita.
Kegiatan yang berlangsung kurang lebih dua jam diisi dengan diskusi kelompok, pleno hasil diskusi, hingga mendengarkan rangkuman. Selain itu, anak-anak dilatih untuk membuat alat ukur dari bambu. Anak-anak yang terlibat dalam kegiatan sore itu berasal dari peserta didik SDK ILI yang sekarang duduk di kelas tiga sampai kelas lima. (Cr).