Maumere, Berita SANPUKAT- Diskusi tentang kekerasan dan abuse atau salah penanganan terhadap anak kembali digelar di SDK ILI dengan difasilitasi oleh Tutor SANPUKAT untuk kegiatan KINDERMISSION Finsensia Emifrida, Kamis (25/01/2023) sore.
Tutor SANPUKAT itu menyatakan bahwa sosialisasi mengenai kekerasan pada anak dilakukan dalam bentuk permainan peran agar mudah dihayati oleh anak-anak.
“Saya mengajak anak-anak untuk mendikusikan tema kekerasan dan abuse lewat permainan peran. Selain karena bentuknya lebih menarik, tetapi juga karena mudah diingat oleh anak-anak, Dalam permainan peran, anak-anak melakoni kalimat yangtertulis dalam gulungan kertas tentang kekerasan verbal atau kekerasan fisik seperti “ih itu sangat bau, ah dia jelek banget, ih giginya tidak disikat. Ketika dibully seperti itu, anak-anak akan menceritakan kembali perasaan saat dibully seperti itu”, tuturnya
Finsensia Emifrida mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan rasa pada anak-anak terhadap kasus pembullyan.
“Permainan peran dibuat supaya anak-anak dapat merasakan atau memiliki kepekaan saat mereka dibully orang lain. Mereka juga melakoni kekerasan verbal atau kekerasan fisik yang mereka rasakan setiap hari sehingga anak-anak dapat dididik untuk menolak berbagai kekerasan dan mengungkapkan berbagai kekerasan yang dialaminya”, lanjut salah satu pendidik di SDK ILI tersebut.
Pada kesempatan yang sama, salah seorang peserta kegiatan Maria Natalia menyampaikan bahwa pengetahuan tentang kekerasan terhadap anak yang disampaikan lewat permaian peran menarik perhatian anak-anak dan mudah dipahami.
“Kegiatan ini sangat menyenangakan karena saya mendapat pengetahuan yang disampaikan lewat permainan dan hal itu membuat saya dan teman-teman lebih paham tentang kekerasan terhadap anak. Selain itu, saya dan teman-teman juga juga mendapat permen dari SANPUKAT. Saya akan rajin mengikuti kegiatan ini karena ada alat dan bahan seta dapat gula-gula dari SANPUKAT”,ucap salah satu peserta didik SDK ILI tersebut.
Dalam kegiatan yang berlangsung kurang lebih satu setengah jam, anak-anak sudah dapat melakoni permainan peran tentang kekerasan dan mengungkapkan berbagai kekerasan yang pernah dialaminya. Sejumlah anak yang hadir dalam kegiatan itu melaksanakan kegiatan dengan lancar dan diberi permen di akhir kegiatan.(Cr).