SANPUKAT KEUSKUPAN MAUMERE
Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Blog
    • Humaniora
    • Renungan
    • Storytelling
  • Mitra
    • Kindermissionwerk
  • Galery
  • Disclaimer
  • About
Menu
Lokakarya Pembelajaran sanpukat dan mitra MISSEREOR dan KINDERMISSIONWERK-Jerman

UBAH PERMAINAN SANPUKAT BERSAMA MITRA MISSEREOR DAN KINDERMISSIONWERK-JERMAN

Posted on 27 Maret 202528 Maret 2025 by Sanpukatadmin

Langit senja di Tambolaka pada Minggu 16 Maret 2025 menyambut kedatangan Tim SANPUKAT dengan udara yang terasa lebih lembap seolah mengiringi langkah RD. Gabriel Mane, Benyamin Yunianto Bisa, dan Christian Romario menapaki jalan panjang menuju perlindungan anak dalam lokakarya pembelajaran bersama mitra Missereor dan Kindermissionwerk-Jerman. Langkah itu dimulai ketika pintu pesawat dibuka dan Tim SANPUKAT melangkah keluar dengan koper di tangan, tas di bahu dan semangat di hati bergerak menuju pintu kedatangan bandara Lede Kalumbang yang tampak luas dan besar.

Di sana, Ibu Pupu Purwaningsih, Local coordinator-Indonesia for Misseror dan KINDERMISSIONWERK melambai tangan dari dalam mobil hendak menjemput Tim SANPUKAT. Saling sapa dan berjabat tangan pun tak terhindarkan dan menambah kehangatan sore itu. Lalu, mobil pun melaju perlahan melewati jalanan Tambolaka yang masih basah oleh sisa hujan demi menghantar Tim SANPUKAT menuju penginapan. Local Coordinator yang duduk di depan sesekali bercerita tentang daerah yang dilewati, tentang budaya lokal, kehangatan masyarakatnya, dan pesona alam yang tak pernah gagal memukau. Hingga tak terasa kendaraan berbelok ke sebuah jalan kecil yang dikelilingi pepohonan rindang, mengarah ke sebuah rumah penginapan sederhana namun nyaman yang dikelola oleh Susteran ADM. Disitulah Tim SANPUKAT akan tinggal selama beberapa hari kedepan.

Rumah penginapan ini juga yang mempertemukan SANPUKAT dan para mitra lainnya yang akan mengikuti lokakarya pembelajaran. Suasana hangat mulai terjalin di rumah penginapan Susteran ADM, tempat berlangsungnya sesi perkenalan mitra yang terjadi padapukul 19.00 WITA. Local Coordinator-Indonesia for Missereor dan KINDERMISSIONWERK-Jerman, Ibu Pupu Purwaningsih memfasilitasi perkenalan yang mempertemukan berbagai organisasi mitra, di antaranya SANPUKAT, Desma Center, JPIC Keuskupan Ruteng, Yapnusda-Unika Weetebula, Yayasan Harapan Sumba, dan Yayasan Inne Seraphine-Sumba.

Perkenalan ini bukan hanya sekadar menyebutkan nama dan organisasi, tetapi juga membuka ruang refleksi tentang pola pikir dalam bekerja untuk perubahan. Hal itu sangat nampak tatkala Ibu Pupu Purwaningsih menjelaskan konsep growth mindset dan fixed mindset yang menggema di antara cahaya putih dari lampu di langit-langit berpadu dengan hembusan angin malam. Fixed mindset menggambarkan seseorang yang sulit menerima kritik dan perubahan, sementara growth mindset adalah mereka yang terbuka terhadap pembelajaran dan inovasi. Sesi hari ini pun ditutup dengan makan malam bersama.

Perjumpaan  mitra kembali berlanjut keesokan harinya pada Senin, 17 Maret 2025.  Pagi itu kira-kita pukul 08.00 WITA suasana di kantor Desma Center tampak lebih hidup dari biasanya. Para mitra dari berbagai organisasi berkumpul demi melakukan kunjungan lapangan ke SMKS Bakti Luhur yang merupakan salah satu sekolah dampingan Desma Center. Sebelum berangkat, para peserta menerima pengarahan dari Program Officer Desma Center, Agustina Setiawi P  dan Bapak Adrianus Ubas , yang menjelaskan tujuan serta agenda kunjungan hari itu. Kemudian, para mitra siap untuk berangkat. Dua mobil yang memuat peserta lokakarya pun perlahan mulai bergerak  memasuki jalur berbatu. Suspensinya bekerja keras meredam guncangan dari jalan yang tak rata. Bahkan sesekali, terdengar suara gesekan batu yang menghantam bagian bawah kendaraan, namun para peserta tetap tenang hingga tiba di SMKS Bakti Luhur. Di sekolah tersebut, rombongan peserta turun dari kendaraan dengan penuh semangat disambut dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus dari sela-sela pohon palem di halaman sekolah. Beberapa peserta  mengagumi keindahan alam yang nampak natural dari sekolah ini. Sementara yang lain terinspirasi dengan deklarasi perlindungan anak yang terpampang di dinding sekolah.

Tak berapa lama rombongan disambut hangat oleh kepala sekolah, Ibu Siska yang kemudian mengarahkan peserta untuk melihat-lihat aktivitas anak-anak di sekolah terutama di dapur sekolah yang menjadi tempat peserta didik meracik makan yang nikmat dan lezat. Momen ini makin intensif tatkala rombongan dituntun menuju ruang pertemuan yang  didominasi elemen kayu sehingga memberikan kesan klasik dan bersahaja. Di ruangan itu, Para mitra mulai berdiskusi dan menggali lebih dalam tentang inisiatif perlindungan anak dan program berbasis kearifan lokal yang telah diterapkan di SMKS Bakti Luhur sebagai bagian dari strategi sekolah untuk menanamkan nilai-nilai positif bagi siswa demi memperkuat budaya setempat. Suasana diskusi itu dihangati oleh sajian makan dan minuman yang diolah para peserta didik. Apalagi cahaya alami yang masuk lewat tirai hijau yang setengah terbuka semakin menambah kehangatan suasana diskusi.

Melalui kunjungan ini, para mitra tak hanya mendapatkan wawasan mendalam tentang praktik perlindungan anak di SMKS Bakti Luhur, tetapi juga melihat bagaimana sekolah mengintegrasikan aspek budaya dalam mendukung tumbuh kembang anak secara holistik. Komitmen ini menjadi harapan bagi Tim SANPUKAT dan mitra lainnya agar terus mengembangkan ekosistem pendidikan yang lebih aman dan mendukung kesejahteraan anak-anak. Barangkali sepenggal kata dari kepala sekolah, Ibu Siska menjadi salah satu mutiara berharga siang itu: “pembelajaran dilakukan dengan gembira supaya anak-anak merindukan sekolah”, katanya.

Namun kunjungan mitra tidak berhenti di sekolah ini. Dari SMK Bakti Luhur, para mitra menuju Unika Weetebula pada sore hari sekitar pukul 15.00 WITA. Saat itu hujan turun cukup deras, namun semangat para peserta tetap tinggi. Mereka berkumpul di aula Unika Weetbula untuk melanjutkan diskusi dan berdialog dengan program manager serta pengelola program di Unika Weetebula. Diskusi berlangsung di sebuah ruangan dengan dinding bercorak geometris yang memberikan suasana modern namun tetap hangat. Dalam momen itu, Program Manager Herlinda, yang mengenakan kaos hijau zaitun, memegang mikrofon dan berbicara dengan ekspresi penuh semangat, memfasilitasi jalannya diskusi. Sementara itu, Tim SANPUKAT dan mitra lainnya tetap antusias mendengarkan dan berbagi pengalaman terkait pelaksanaan program perlindungan anak di Unika Weetebula yang luasnya mencapai 100 hektar. Beberapa pengalaman dan hal baik yang didapat di sana yakni bahwa kemitraan Unika Weetebula dan MISSEROER-Jerman ditunjukkan lewat beasiswa dan pemberdayaan di bidang akademik dan non akademik, adanya Satgas, dan unit ekologi.

Di akhir kegiatan, peserta mengunjungi learning center Uma Mangane yang berdiri dengan keunikannya di tengah kompleks Unika Weetebula. Bangunannya dibentuk dari kontainer tetapi di dalamnya suasana begitu hangat. Cahaya lampu LED menerangi dinding yang dihiasi dengan gambar dan tulisan inspiratif, sementara rak-rak kecil dipenuhi dengan buku bacaan. ruangan itu telah diubah menjadi tempat belajar yang nyaman sehingga membuat kagum para peserta. Tim SANPUKAT dan rombongan mitra pun tahu, bahwa kunjungan ini bukan hanya sekadar perjalanan, tetapi juga sebuah pengalaman yang akan mereka kenang tentang bagaimana belajar bisa tumbuh di mana saja, selama ada keinginan untuk berbagi dan peduli.

Namun pembelajaran ini belum berakhir. Keesokan harinya pada selasa, 18 Maret 2025. Para peserta kembali berkumpul di Desma Center dengan semangat yang masih menyala. Semangat itu dihiasi oleh hujan yang turun sejak pagi yang membawa kesejukan di ruangan dengan dinding putih tempat berlangsungnya lokakarya pembelajaran hari ketiga. Pembelajaran dimulai dengan sesi “Learning Box”yang difasilitasi oleh Local Coordinator Ibu Pupu Purwaningsih. Beliau mengajak peserta untuk menyusun konsep Concrete, Connect, Concept, and Change berdasarkan pengalaman mereka dari hari sebelumnya. Dengan alat dan bahan yang telah disediakan, Tim SANPUKAT dan mitra lainnya bebas berkreasi hingga pukul 09.35 WITA. Kemudian, lerning box ditempelkan pada dinding-dinding putih agar semua orang dapat melihatnya.

Usai itu, sesi review oleh Program Officer Desma Center Agustina Setiawi P  yang berbagi pengalaman visitasi ke SMKS Budi Luhur dan Unika Weetebula sambil menekankan pentingnya strategi dan aksi lanjutan demi membangun lingkungan belajar yang lebih baik. Lalu dilanjutkan oleh  Ibu Pupu Purwaningsih yang menjelaskan panduan tentang pengisian feedback dan usulan peserta di learning box. Dalam kesempatan ini, Ibu Pupu juga membahas konsep safeguarding dari perspektif Missereor dan KINDERMISSIONWERK. Ia menegaskan bahwa Missereor tidak hanya mendukung dana, tetapi juga memastikan lingkungan kerja yang aman, inklusif, dan menjunjung tinggi standar perlindungan anak. Pencegahan penyalahgunaan kekuasaan dalam kerja sama menjadi prioritas utama dengan didukung sistem pelaporan berbasis web yang anonim dan rahasia. Sedangkan dalam perspektif Kindermissionwerk, perlindungan anak menjadi komponen penting dalam pembangunan yang bertanggung jawab. Anak-anak sering kali tidak memiliki suara dan rentan terhadap kekerasan, sehingga menciptakan sistem perlindungan yang kuat adalah bagian dari hak asasi manusia yang dijamin juga dalam Konvensi PBB tentang Hak Anak. Hal ini kemudian mengudang diskusi interaktif mencakup pentingnya meminta izin saat mengambil foto, penegasan agar tidak sembarangan memposting foto anak di media sosial dan kontrak kerja yang juga harus benar-benar diterapkan dengan mempertimbangkan performance appraisal.

Siang harinya sekitar pukul 13.00 WITA, peserta menikmati makan bersama sebelum melanjutkan sesi diskusi dan berbagi pengalaman. Pada pukul 14.00 WITA, pembelajaran difokuskan pada mekanisme pengaduan Missereor serta alat evaluasi diri untuk perlindungan anak. Disini semua relawan dan fasilitator wajib menandatangani kode etik, menegaskan komitmen mereka terhadap perlindungan anak, dan bertanggung jawab dalam implementasi konsep perlindungan ramah anak. Pembelajaran  kali ini ditutup dengan dengan kunjungan galeri pada pukul 15.00 yang memberikan ruang bagi peserta untuk merefleksikan dan menginternalisasi konsep perlindungan anak yang telah dibahas sepanjang hari.

Memasuki hari keempat Rabu, 19 Maret 2025, Desma Center kembali menjadi saksi diskusi mendalam tentang perlindungan anak dan strategi perubahan dalam program sosial yang diikuti SANPUKAT dan mitra lainnya. Kegiatan ini diawali dengan ulasan dari Bapak Oscar dari Unika Weetebula yang dengan tenang mengulas  pembelajaran di hari sebelumnya. Ia menguraikan berbagai aspek perlindungan anak, termasuk manajemen kasus, evaluasi kebijakan, serta tantangan dalam pelaporan kekerasan anak. Setelah itu, Ibu Pupu Purwaningsih memperkenalkan Theory of Change (ToC) dan Logical Framework (LogFrame) sebagai alat konseptual yang digunakan untuk memahami bagaimana perubahan terjadi dalam sebuah program. Lalu dilanjutkan oleh Program Manager Desma Center Bapak Boyke NH Hutapea yang memperkenalkan MEAL (Monitoring, Evaluation, Accountability, and Learning) sebagai sebuah pendekatan untuk memastikan efektivitas program melalui pemantauan berkala, evaluasi dampak, dan peningkatan akuntabilitas.  Akhirnya, sesi hari keempat ditutup dengan galery walk ToC yang telah dibuat oleh para mitra yang memicu diskusi interaktif dan membangun.

Pada hari kelima, Kamis 20 Maret 2025 sesi pembelajaran tidak berjalan sebagaimana biasanya. Rupa-rupanya ada jeda yang dibuat agar para peserta tidak hanya bergelut dengan slide-slide power point tetapi juga menikmati keindahan alam. Kali ini para peserta tidak berkumpul di Desma Center, tetapi berkumpul di rumah penginapan Susteran ADM karena akan ada kunjungan ke kampung Kodi untuk menyaksikan upacara Pasola yang khas bagi masyarakat Sumba Barat Daya. Dengan menggunakan bus, Tim SANPUKAT dan rombongan mitra MISSEREOR dan KINDERMISSIONWERK-Jerman melaju menuju Kampung Kodi, tempat diadakannya upacara Pasola yang mereka nantikan. Dalam perjalanan, angin mulai berhembus lebih kencang, menggoyangkan dedaunan di sepanjang jalan, hingga rintik hujan pun mulai turun dan menari-nari di kaca jendela bus. Jalanan pun mulai basah dan sedikit licin, tapi semangat semangat peserta tidak surut. Beberapa peserta bercanda, tertawa kecil sambil menikmati jajanan lokal di dalam Bus.

Setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya Tim SANPUKAT dan mitra lainnya tiba di Kampung Kodi. Disana, Hujan mulai reda, menyisakan aroma tanah basah yang khas. Sementara dari kejauhan, orang-orang mulai berdatangan ke lokasi Pasola yang menandakan Pasola tidak lama lagi akan dimulai. Kendati demikian, Para peserta tetap diarahkan oleh Program Officer Desma Center Agustina Setiawi P  menuju ke lokasi rumah adat di Kampung Kodi. Beliau dengan ramah mengajak Tim SANPUKAT dan rombongan mitra memasuki rumah adat dan menjelaskan budaya dan struktur rumah adat.

Di kampung Kodi, rumah-rumah tradisional beratap jerami menjulang dengan tingginya yang menambah kesan bahwa tempat ini adalah saksi bisu sejarah dan kehidupan masyarakat setempat. Suasana di kampung ini terasa damai, dengan rerumputan hijau yang sedikit basah oleh sisa hujan. Udara sejuk berpadu dengan keheningan alam, hentakan kaki kuda, dan kesibukan para pengunjung telah menciptakan sebuah harmoni antara modernitas dan tradisi. Sungguh momen ini bukan sekadar perjalanan biasa, tetapi sebuah pengalaman yang merekam jejak budaya dalam kenangan Tim SANPUKAT dan rombongan mitra MISSEROR dan KINDERMISSIONWERK. Momen ini kembali dirasakan saat peserta menyaksikan Pasola dimana para lelaki yang menunggangi kuda-kuda tangguh dengan kepala diikat selendang berwarna-warni. Mereka memegang tongkat di tangan dan siap melesatkan ke arah lawan demi melestarikan  tradisi yang tak lekang oleh waktu.

Setelah cukup lama menikmati keindahan wisata di kampug Kodi, rombongan kembali menaiki Bus dan melanjutkan perjalanan ke Danau Waikuri. Setelah menempuh perjalanan panjang, rombongan akhirnya tiba di Danau Waikuri. Tempat ini bagaikan surga tersembunyi di Sumba yang memanjakan mata dengan airnya yang jernih berkilauan, tebing hijau yang mengelilingi danau, dan warna gradasi biru dan hijau yang berpadu dengan rimbunnya pepohonan tropis yang menari ditiup angin.

Tak heran setelah makan siang bersama, beberapa peserta langsung melompat ke dalam air, merasakan kesegaran dan kejernihannya. Tawa riang terdengar saat mereka berenang, menikmati setiap ombak kecil yang tercipta dari gerakan mereka. Namun, ada yang memilih berjalan menyusuri tempat wisata dan berpose demi mengabadikan momen keindahan yang ditawarkan tempat ini. Keindahan ini tak hanya akan tersimpan dalam foto, tetapi juga dalam jiwa peserta, sebagai bagian dari perjalanan yang tak terlupakan.

Usai menikmati keindahan wisata di hari sebelumnya, pada hari keenam Jumad, 21 Maret 2025, peserta kembali berkumpul di Desma Center. Dalam kesempatan ini, sebuah kegiatan inspiratif berlangsung dengan difasilitasi Yovita Yumi Dawi dari Uma Mangane yang memperkenalkan berbagai program yang mereka jalankan. Salah satu program unggulan yang diperkenalkannya adalah Yuawa Lakawa Sehat, sebuah inisiatif yang bertujuan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya kesehatan. Selain itu, ia juga menjelaskan  program STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang bertujuan untuk menumbuhkan minat dan penguasaan dalam bidang STEAM di kalangan anak-anak dan remaja, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan zaman yang semakin digital dan berbasis teknologi. Selanjutnya, Tim SANPUKAT dan mitra lainnya dimobilisasi menuju lokasi kegiatan Uma Mangane di desa Omba Wawi.

Tim SANPUKAT dan mitra lainnya berhenti di sebuah kapel sederhana dengan dinding kayu dan atap seng yang mulai menua dimakan waktu. Di dalamnya, berkumpul anak-anak dan beberapa tutor Uma Mangane yang telah menyiapkan  bacaan yang penuh warna. Sedang di sudut lain, beberapa anak memilih buku sendiri, membolak-balik halamannya dengan penasaran. Saling sapa dan diskusi pun tak terhindarkan di tempat ini. Banyak hal baik yang diperoleh sepanjang kegiatan kunjungan ini yang menginspirasi Tim SANPUKAT dan para mitra untuk dijadikan bahan pembelajaran.

Akhirnya, sesi pembelajaran memasuki hari keenam sabtu 22 Maret 2025. Desma Center kembali menjadi saksi lokakarya pembelajaran mitra Misseror dan KINDERMISSIONWERK. Pada hari ini, Tim SANPUKAT dan mitra lainnya melakukan sesi berbagi pengalaman yang difasilitasioleh Ibu pupu Purwaningsih. Diskusi ini semakin menarik dengan pembahasan tentang mobilisasi dukungan Misereor dan Kindermissionwerk, dengan gagasan inti bahwa perubahan harus dimulai dengan “Change the Game”—mengubah cara bermain dan cara berpikir. Bahkan Tim SANPUKAT dan para mitra diajak untuk kembali bertanya: Siapakah kita? Apa tujuan lembaga? Sejauh mana kontribusi kita? Apakah kita akan terus bergantung pada donor internasional?. Ibu pupu Purwaningsih menjelaskan bahwa sebagai organisasi masyarakat sipil (CSO), penting untuk menyuarakan kepentingan publik dan menjadi garda terdepan dalam pelayanan sosial. Untuk bisa menjalankan peran tersebut secara efektif, lembaga sosial harus memiliki fondasi yang kuat seperti akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan organisasi dan keuangan, keahlian teknis yang mumpuni dalam perencanaan, dan implementasi program, strategi mobilisasi sumber daya yang berkelanjutan, Jaringan dan relasi yang kuat dengan pemangku kepentingan. Karena itu, dengan semangat “Dreaming Together—Love in Action” yang diusung dalam Missereor Lenten Veil 2025/2026, para peserta didorong untuk bersama-sama membangun lembaga sosial yang kuat, sehat, dan mampu berkontribusi nyata bagi masyarakat. Sesi pembelajaran hari terakhir ini pun ditutup dengan berbagi cerita dari peserta menjawabi feedback dan pertanyaan yang ditulis pada learning box masing-masing peserta. Bahkan di akhir pembelajaran, semua peserta mitra MISSEROR dan KINDERMISSIONWERK serta Local Coordinator-Indonesia berpose bersama mengabadikan momen kebersamaan dalam lokakarya pembelajaran dengan harapan dapat mengubah permainan. Change The Game (Romi Romario).

Category: Berita, Kindermissionwerk

1 thought on “UBAH PERMAINAN SANPUKAT BERSAMA MITRA MISSEREOR DAN KINDERMISSIONWERK-JERMAN”

  1. Beny berkata:
    28 Maret 2025 pukul 9:33 am

    Mantap kak Romi

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • 2025
  • 2024
  • 2023
  • 2022

BERAGAM INFORMASI SANPUKAT

SANPUKAT–Kindermissionswerk Serahkan Hadiah Lomba Perlindungan Anak di SDK Habi
Kindermissionwerk

MEAL OFFICER SANPUKAT-KINDERMISSIONWERK SERAHKAN HADIAH LOMBA PERLINDUNGAN ANAK SDK HABI

Maumere, Berita SANPUKAT – Monitoring, Evaluation, Analysis, and Learning (MEAL) Officer SANPUKAT & Kindermissionswerk–Jerman, Christian Romario menyerahkan hadiah lomba The ...
Baca Selanjutnya
9 Agustus 2025 / Sanpukatadmin
Berita

KETUA SANPUKAT LAKUKAN KUNJUNGAN PERDANA KE SMP DAN SMAS SEMINARI MARIA BUNDA SEGALA BANGSA

Maumere, Berita SANPUKAT – Ketua SANPUKAT yang baru dilantik, RD. Yulius Helibertus, melakukan kunjungan perdananya ...
Baca Selanjutnya
30 Juli 2025 / Sanpukatadmin
Berita

MARGARETA YULIANTI RESMI DITETAPKAN SEBAGAI KEPALA SDK NANGALIMANG OLEH KETUA SANPUKAT

Maumere, Berita SANPUKAT – Penjabat (Plt) Kepala SDK Nangalimang, Margareta Yulianti, S.Pd , resmi ditetapkan ...
Baca Selanjutnya
30 Juli 2025 / Sanpukatadmin

IKUTI PERLINDUNGAN ANAK KINDERMISSIONWERK

SANPUKAT–Kindermissionswerk Serahkan Hadiah Lomba Perlindungan Anak di SDK Habi
Kindermissionwerk

MEAL OFFICER SANPUKAT-KINDERMISSIONWERK SERAHKAN HADIAH LOMBA PERLINDUNGAN ANAK SDK HABI

Maumere, Berita SANPUKAT – Monitoring, Evaluation, Analysis, and Learning (MEAL) Officer SANPUKAT & Kindermissionswerk–Jerman, Christian Romario menyerahkan hadiah lomba The ...
Baca Selanjutnya
9 Agustus 2025 / Sanpukatadmin
Kindermissionwerk

MENJADI MICROSOFT INNOVATIVE EDUCATOR EXPERT DARI WEBINAR BERSAMA KOMDIGI, MICROSOFT, BERSAMA FOCUS AND TARGET

Pada Selasa, 8 Juli 2025, seorang staff SANPUKAT Christian Romario mengikuti sebuah webinar nasional bertajuk ...
Baca Selanjutnya
10 Juli 2025 / Sanpukatadmin

RASA NYAMAN BERSAMA RENUNGAN SANPUKAT

MENUMBUHKAN AKAR MASA DEPAN: CERITA DARI ANAK-ANAK SDK MAUMERE 2
Renungan

MENUMBUHKAN AKAR MASA DEPAN: CERITA DARI ANAK-ANAK SDK MAUMERE 2

Di sebuah sudut damai di Pulau Flores, tepatnya di Keuskupan Maumere, anak-anak berkumpul bukan hanya untuk belajar menghitung atau mengeja ...
Baca Selanjutnya
Renungan

KERJA TANPA HENTI SEPERTI SYSYPHUS

Renungan Sabtu, 8 Februari 2024 BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 13:15-17.20-21, MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 23:1.3a.4b.5.6, BACAAN INJIL: ...
Baca Selanjutnya
Renungan

ANDALKAN ALLAH, BUKAN ANDALKAN HARTA BENDA

Renungan harian Kamis, 6 Februari 2024 Bacaan I – Ibr.12:18-19,21-24, Mzm. 48: 2-3a,3b-4,9,10,11 Bacaan Injil – Mrk. 6:7-13 “jangan membawa ...
Baca Selanjutnya

IKUTI GALERY SANPUKAT

TERIMA KASIH YANG TULUS KEPADA BPK. ANDREAS HUGO PARERA
Galery

TERIMA KASIH YANG TULUS KEPADA BPK. ANDREAS HUGO PARERA

Perjalanan panjang Yayasan Persekolahan Umat Katolik (SANPUKAT) dalam melanjutkan warisan misi pendidikan Katolik lewat sekolah-sekolah di bawah naungannya tidak hanya ...
Baca Selanjutnya
pelatihanhari ke V sanpukat dan smipa disada
Galery

GALERY PELATIHAN HARI KE V SANPUKAT BERSAMA DENGAN SMIPA DISADA

Pelatihan hari ke V Smipa Disada bersama guru dan tutor SANPUKAT berfokus pada presentasi modul literasi, Sabtu (16/12/2023) ...
Baca Selanjutnya
pelatihan hari keempat guru dan tutor SANPUKAT bersama SMIPA DISADA
Galery

GALERY PELATIHAN HARI KEEMPAT GURU DAN TUTOR SANPUKAT BERSAMA SMIPA DISADA

Guru dan tutor SANPUKAT mengikuti pelatihan hari keempat yang dibawakan oleh SMIPA DISADA (jumad, 15/12/2023) ...
Baca Selanjutnya
© 2025 sanpukatmaumere | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme