Ketika berada di tepian sungai, orang akan melihat arus sungai yang bergerak. Ada arus yang begitu kuat dan bergerak dengan cepat. Ada arus yang bergerak cukup lamban bahkan hampir tidak kelihatan. Tetapi arus tetaplah arus. Arus sungai membawa apapun yang berada di atasnya. Arus sungai membawa kemanapun. Arus sungai bergerak beradasarkan hukumnya. Mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya. Tanpa adanya kekuatan untuk melawan, apapun yang berada di atas sungai akan terbawa arus. Bahkan, Jim Hightower, kolumnis sindikasi Amerika pernah mengungkapkan bahwa “ ikan mati pun bisa mengikuti arus”. Terhadap sesuatu yang mati, arus akan dengan mudah membawanya.
Namun, tidak hanya arus sungai yang bisa menghayutkan. Dunia kehidupan manusia memiliki banyak arus. Salah satunya arus ideologi. Holocaust merupakan contoh paling menakutkan dari arus ideologi Nazi. Banyak kaum Yahudi yang mesti berakhir tragis di kamp-kamp konsentrasi karena dianggap sebagai musuh. Holocaust yang berangkat dari arus ideologi yang meyakini keunggulan dari ras Jerman lewat semboyan “Jerman di atas segala-galanya” adalah bukti kehidupan bahwa bukan hanya arus sungai yang dapat membawa ikan yang mati, melainkan ideologi pun dapat menggerakan sesuatu. Bahkan lebih besar dari ikan yang mati, ideologi menghayutkan manusia yang mati pikirannya, yang mati nalar kritisnya. Josef Mengele, petinggi kamp konsentrasi, sekalipun terdidik, pada akhirnya juga dijuluki sebagai malaikat maut. Kekejamannya tidak lahir karena didikan keluarganya, kekejaman itu lahir karena terbawa arus ideologi Nazi.
Josef Mengele merupakan bentuk lain dari apa yang dikatakan oleh Heiddeger sebagai das man. Ibarat seorang das man, Josef Mengele bergabung bersama penganut ideologi Nazi. Alhasil, kebersamaan dengan komunitas Nazi mempengaruhi cara beradanya. Kesamaan identitas itulah yang menjadi produknya. Dalam kebersamaan, Josef Mengele berpikir sebagaimana orang lain berpikir. Josef Mengele bertindak sebagaimana orang lain bertindak.Josef Mengele membunuh sebagaimana penganut ideologi Nazi membunuh. Sikap ikut-ikutan membuatnya terasing dari dirinya, membuatnya kehilangan kekuatan untuk menentukan diri untuk bertindak sesuai cara beradanya sebagai manusia.
Begitulah cara arus bekerja apapun namanya. Entah arus sungai ataupun arus ideologi. Arus membuat orang lain mengikutinya kemanapun arus membawanya. Tanpa adanya kekuatan yang dibangun atas dasar nalar kritis, orang akan hidup ikut arus. Tanpa ada kekuatan, ikan yang mati akan ikut kemana saja arus sungai membawanya. Tanpa adanya nalar kritis, Josef Mengele akan ikut kemana saja ideologi Nazi membawanya termasuk mengubahnya dari seorang Kristiani menjadi malaikat maut. Karena itu, berahati-hatilah terhadap arus apapun namanya. ( oleh Christian Romario)
.