SANPUKAT KEUSKUPAN MAUMERE
Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Blog
    • Humaniora
    • Renungan
    • Storytelling
  • Mitra
    • Kindermissionwerk
  • Galery
  • Disclaimer
  • About
Menu
BERDIRI UNTUK ANAK. NARASI KINDERMISSIONWERK, SANPUKAT, DINAS P2KBP3A, SEKOLAH, DAN ORANGTUA

BERDIRI UNTUK ANAK. NARASI KINDERMISSIONWERK, SANPUKAT, DINAS P2KBP3A, SEKOLAH, DAN ORANGTUA

Posted on 9 Juni 20259 Juni 2025 by Sanpukatadmin

Pagi 7 Juni 2025, aula PUSPAS di Maumere tidak seperti biasanya. Hari itu, ratusan kursi plastik biru dipenuhi wajah-wajah yang antusias dari para guru, orang tua, kepala sekolah, anak-anak, Dinas P2KBP3, hingga aktivis. Mereka tumpah ruah di dalam aula yang langit-langitnya bercorak kotak-kotak. Dan di depan mereka, spanduk putih besar terbentang pada dinding krem yang bersahaja dengan tulisan tegas: “Kolaborasi Keluarga dan Sekolah dalam Perlindungan Anak.” Mereka hadir untuk mengikuti momen seminar perlindungan anak yang diselenggarakan SANPUKAT dan KIDERMISSIONWERK-Jerman.

Pada kesempatan itu, Program Manager, Benyamin Yunianto Bisa membuka kegiatan dengan mengajak semua peserta berdoa. Setelah itu, Ia menyerahkan mikrofon kepada Vikjen Keuskupan Maumere RD. Buyung, O.Carm untuk memberikan sambutan dan membuka seminar pelindungan anak. Dalam sambutannya, Vikjen Keuskupan Maumere, RD. Buyung, O.Carm menegaskan bahwa perlindungan anak bukan hanya isu sosial, tetapi juga panggilan moral dan spiritual.

Tak lama kemudian, suasana berubah. Moderator sekaligus MEAL Offier (monitoring, evaluation, analysis, and Learning) Christian Romario mendapatkan kesempatan untuk menjembatani seminar ini. Ia memulai dengan menjelaskan Program Child Protection for Children at Elementary School in Maumere, Flores yang diselenggarakan SANPUKAT dan KINDERMISSIONWERK-Jerman. Program perlindungan anak, katanya, sudah dimulai sejak November 2022 dan berfokus pada literasi baca, literasi tulis, literasi diri, literasi lingkungan, literasi hak anak, dan keterampilan interpersonal anak.

Kemudian ia membuka sesi pertama seminar dengan memberi kesempatan kepada Direktur Program RD. Gabriel Mane. Dengan kemeja batik bernuansa cokelat tua, RD Gabriel Mane memulai materi perlindungan anak dengan membawa perspektif religiositas. “Panggilan sebagai orang tua itu bukan sekadar hubungan biologis,” ucapnya sambil menatap layar proyektor di belakangnya. “Itu adalah tanggung jawab rohani. Allah sendiri sudah menanamkan itu dalam hati kita.”

Peserta pun terhanyut. Hanya suara kipas angin yang bersaing dengan gema suaranya.

Ia pun kembali melanjutkan dengan mengangkat satu istilah yang tak lazim terdengar di kalangan orang tua yakni Ecclesia domestica atau Gereja rumah tangga. “Keluarga itu gereja pertama bagi anak,” lanjutnya. “Dan anak adalah anugerah sekaligus amanat sehingga mereka harus diasuh, bukan hanya dibesarkan,”.

Pada sesi berikutnya sambil menunggu pemateri kedua, MEAR Officer Christian Romario membawa peserta masuk ke dalam dunia yang jarang dibicarakan secara terbuka yakni grooming. Istilah ini didapatnya setelah mengikuti seminar safeguarding yang dibawakan oleh Lisa Wileke, Safeguarding Officer dari Misereor-Jerman untuk departement Asia dan Afrika. “Grooming itu tidak datang dengan bentakan,” katanya pelan. “Tapi dengan hadiah kecil. Dengan kalimat manis. dan dengan dengan empati yang palsu. Dalam grooming, dunia dibalikkan: predator jadi pelindung, dan kasih berubah menjadi perangkap.”

Dari situ, sesi diberikan kepada sosok perempuan bersahaja yang mengenakan blus hijau limau dan kain batik panjang. Suaranya lembut, namun isi katanya tajam. Dialah Seldy L. Utapara, dari Dinas P2KBP3A bidang perlindungan perempuan dan anak. Dengan penuh empati dan keberanian, Seldy membongkar kenyataan pahit di banyak rumah tangga bahwa kekerasan verbal, fisik, hingga penelantaran emosional sering kali dilakukan oleh orang terdekat. “Kalau kekerasan psikis, mama-mama jagonya,” ucapnya jujur. Lalu ia menyelingi dengan sebuah humor: “Saya senang kalau ada yang tertawa. Biasanya yang tertawa paling keras, dia pelakunya.” katanya mengundang tawa dari para peserta.

Seldy tidak sedang menyalahkan siapa pun, ia hanya membawa cermin. “Anak itu hadiah dari Tuhan,” lanjutnya, “tapi juga amanat. Kita bilang cinta, tapi kadang kita sendiri pelakunya.” Ia menyampaikan dengan terus terang tentang kekerasan dalam rumah, tentang ayah yang memberi uang belanja yang terlalu sedikit kepada ibu sehingga ibu melampiaskan amarahnya ke anak. Dan tentang bagaimana patriarki di Maumere membuat anak perempuan harus bersaing dengan bayangan adik laki-laki yang belum lahir.

Bahkan Seldy melanjutkan dengan prinsip-prinsip perlindungan anak yakni: non-diskriminasi, hak hidup, partisipasi, hingga perlindungan dari kekerasan. “Sekolah harus menjadi ekosistem,” katanya. “Bukan gedung, tapi jaringan. Anak, guru, orang tua, masyarakat harus ada rasa aman. Jangan ada duri dalam daging.”

Pada sesi selanjutnya, narasumber ketiga, Heni Hungan dari Biro GPP Keuskupan Maumere, hadir dengan gaya lebih naratif dan kontemplatif. dengan mengenakan kemeja bermotif bunga tropis, Heni menjelaskan ruang lingkup PERMENDIKBUD-RISET No. 46 tahun 2023 yang memuat tentang bentuk kekerasan, pencegahan kekerasan, pembentukan TPPK dan SATGAS hingga pengelolaan kasus dan pendanaan. Tak lupa ia menjelaskan tentang motif dan pola umum kekerasan terhadap anak di rumah seperti pelaku biasanya orang tua atau anggota keluarga dekat dan terjadi secara berulang, diam-diam, dan tidak dilaporkan.

Materinya pun menutup sesi formal, tapi tidak menutup gelombang kesadaran yang muncul. Moderator membuka ruang tanya-jawab, dan peserta tak lagi ragu. Mereka bertanya, berbagi, menyampaikan keresahan mereka. Para peserta mulai bersuara. Bukan karena diminta, tapi karena merasa aman untuk didengar. Mereka tidak hanya bertanya, tapi juga berbagi luka, ketakutan, dan kegelisahan yang selama ini mengendap dalam diam. Bahkan seorang guru yang datang dari pelosok Kabupaten di SDK Woloone mengangkat dilema tentang peserta didik yang dilindungi tapi guru tidak dilindungi. Rupa-rupanya forum tanya jawab telah mencipta atmosfer diskusi dari berbagai perspektif

Kendati demikian, waktu tidak selalu setia pada semangat yang sedang menyala. Beberapa wajah masih menyimpan kalimat yang belum sempat terucap. Tapi moderator, dengan wajah meminta pengertian, terpaksa menutup sesi diskusi demi menghormati batas waktu yang telah disepakati.

Sesi pun berlanjut ke momen simbolik penyerahan dokumen kebijakan perlindungan anak oleh RD. Gabriel Mane kepada sepuluh sekolah yang terlibat dalam program perlindungan anak yakni SDK Maumere 1, SDK Maumere 2, SDK maumere 3, SDK Maumere 4, SDK Nita 2, SDK Nangalimang, SDK Habi, SDK Hegetegera, SDK Brai, dan SDK Woloone, . Ia tidak hanya menyerahkan, tapi mewakili komitmen moral bahwa perlindungan anak bukan hanya wacana, melainkan kerja nyata dan kerja bersama

Pada akhirnya, seminar itu bukan hanya kumpulan materi dan diskusi. Ia adalah cermin. Ia adalah doa kolektif yang dinyatakan dalam aksi. Ia adalah ruang di mana orang tua, guru, dan pemerintah tidak saling menuding, tapi saling menggenggam tangan. Sebab seperti yang dikatakan Seldy di tengah pemaparannya: “Emas di pegadaian saja saya jaga setengah mati apalagi anak saya.” Dan seperti emas, anak-anak adalah sesuatu yang tak tergantikan, yang tak bisa dilupakan, dan tak boleh dikhianati.(Christian Romario)

Category: Kindermissionwerk

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • 2025
  • 2024
  • 2023
  • 2022

BERAGAM INFORMASI SANPUKAT

PENDIDIKAN TAK HARUS PATUH
Humaniora

PENDIDIKAN TAK HARUS PATUH

Di sekolah-sekolah, pendidikan tak pernah benar-benar netral. Di satu sisi, pendidikan dapat menciptakan ruang kebebasan dan kreativitas. Namun, di sisi ...
Baca Selanjutnya
12 Juni 2025 / Sanpukatadmin
Kindermissionwerk

BERDIRI UNTUK ANAK. NARASI KINDERMISSIONWERK, SANPUKAT, DINAS P2KBP3A, SEKOLAH, DAN ORANGTUA

Pagi 7 Juni 2025, aula PUSPAS di Maumere tidak seperti biasanya. Hari itu, ratusan kursi ...
Baca Selanjutnya
9 Juni 2025 / Sanpukatadmin
Humaniora

MELAWAN TUHAN TANPA SALIB DARI NIETZSCHE HINGGA HANS URS VON BARTHASSAR

Di sebuah masa ketika kata “kebenaran” terdengar seperti lelucon yang telah basi, dan Tuhan diusir ...
Baca Selanjutnya
6 Juni 2025 / Sanpukatadmin

IKUTI PERLINDUNGAN ANAK KINDERMISSIONWERK

BERDIRI UNTUK ANAK. NARASI KINDERMISSIONWERK, SANPUKAT, DINAS P2KBP3A, SEKOLAH, DAN ORANGTUA
Kindermissionwerk

BERDIRI UNTUK ANAK. NARASI KINDERMISSIONWERK, SANPUKAT, DINAS P2KBP3A, SEKOLAH, DAN ORANGTUA

Pagi 7 Juni 2025, aula PUSPAS di Maumere tidak seperti biasanya. Hari itu, ratusan kursi plastik biru dipenuhi wajah-wajah yang ...
Baca Selanjutnya
9 Juni 2025 / Sanpukatadmin
Kindermissionwerk

MEMBACA SAFEGUARDING DALAM BUDAYA. HARI KETIGA LOKAKARYA SAFEGUARDING

Selalu ada sesuatu yang tersimpan dalam sebuah huruf. Kadang makna. Kadang luka. Kadang janji. Selasa, ...
Baca Selanjutnya
4 Juni 2025 / Sanpukatadmin

RASA NYAMAN BERSAMA RENUNGAN SANPUKAT

MENUMBUHKAN AKAR MASA DEPAN: CERITA DARI ANAK-ANAK SDK MAUMERE 2
Renungan

MENUMBUHKAN AKAR MASA DEPAN: CERITA DARI ANAK-ANAK SDK MAUMERE 2

Di sebuah sudut damai di Pulau Flores, tepatnya di Keuskupan Maumere, anak-anak berkumpul bukan hanya untuk belajar menghitung atau mengeja ...
Baca Selanjutnya
Renungan

KERJA TANPA HENTI SEPERTI SYSYPHUS

Renungan Sabtu, 8 Februari 2024 BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 13:15-17.20-21, MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 23:1.3a.4b.5.6, BACAAN INJIL: ...
Baca Selanjutnya
Renungan

ANDALKAN ALLAH, BUKAN ANDALKAN HARTA BENDA

Renungan harian Kamis, 6 Februari 2024 Bacaan I – Ibr.12:18-19,21-24, Mzm. 48: 2-3a,3b-4,9,10,11 Bacaan Injil – Mrk. 6:7-13 “jangan membawa ...
Baca Selanjutnya

IKUTI GALERY SANPUKAT

TERIMA KASIH YANG TULUS KEPADA BPK. ANDREAS HUGO PARERA
Galery

TERIMA KASIH YANG TULUS KEPADA BPK. ANDREAS HUGO PARERA

Perjalanan panjang Yayasan Persekolahan Umat Katolik (SANPUKAT) dalam melanjutkan warisan misi pendidikan Katolik lewat sekolah-sekolah di bawah naungannya tidak hanya ...
Baca Selanjutnya
pelatihanhari ke V sanpukat dan smipa disada
Galery

GALERY PELATIHAN HARI KE V SANPUKAT BERSAMA DENGAN SMIPA DISADA

Pelatihan hari ke V Smipa Disada bersama guru dan tutor SANPUKAT berfokus pada presentasi modul literasi, Sabtu (16/12/2023) ...
Baca Selanjutnya
pelatihan hari keempat guru dan tutor SANPUKAT bersama SMIPA DISADA
Galery

GALERY PELATIHAN HARI KEEMPAT GURU DAN TUTOR SANPUKAT BERSAMA SMIPA DISADA

Guru dan tutor SANPUKAT mengikuti pelatihan hari keempat yang dibawakan oleh SMIPA DISADA (jumad, 15/12/2023) ...
Baca Selanjutnya
© 2025 sanpukatmaumere | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme